TINJAUAN SINGKAT TENTANG EKOWISATA DI INDONESIA
Pemahaman terhadap ekowisata berjalan mengikuti kemajuan pembangunan
ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan peningkatan kesadaran global
terhadap aspek–aspek lingkungan. Pemahaman tersebut mengungkap makna penting
perihal nilai nilai budaya lokal dan hubungannya dengan pengelolaan lingkungan.
Nilai–nilai lokal secara ekologi telah terbukti sebagai komponen penting upaya
konservasi keanekaragaman hayati. Kerangka berpikir tersebut menjadi landasan
tersusunnya definisi atau batasan ekowisata. Di Indonesia, taman nasional
merupakan kawaasan konservasi terpenting yang mengoperasikan kegiatan–kegiatan
ekowisata (Nugroho : 2011).
Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud
dengan pariwisata ialah berbagai
macam kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang
disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.
a.
Pengertian
Ekowisata.
Menurut The International
Ecotourism Society atau TIES (1991), ekowisata adalah perjalanan wisata ke
wilayah–wilayah alami dalam rangka mengkonservasi atau menyelamatkan lingkungan
dan memberi penghidupan penduduk lokal. Menurut World Conservation Union (WCU), ekowisata adalah perjalanan wisata
ke wilayah–wilayah yang lingkungan alamnya masi asli, dengan menghargai warisan
budaya dan alamnya, mendukung upaya – upaya konservasi, tidak menghasilkan
dampak negatif, dan memberikan keuntungan sosial ekonomi serta menghargai
partisipasi penduduk lokal.
Ekowisata merupakan sebagian dari sustainable tourism. Sustainable
Tourism ialah sektor ekonomi yang lebih luas dari ekowisata yang mencakup
sektor–sektor pendukung kegiatan wisata secara umum, meliputi wisata bahari (Beach and sun teorism), wisata pedesaan
(rural and agro tourism) atau,
perjalanan bisnis (business travel). Menurut Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata Republik Indonesia, ekowisata merupakan konsep pengembangan
pariwisata yang berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya
pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam pengelolaan, sehingga memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat dan pemerintah
setempat. (Zulukhu : 2009)
Ekowisata berpijak pada tiga kaki sekaligus, yakni
wisata pedesaan, wisata alam dan wisata budaya. Menurut deklarasi Quebec (hasil
pertemuan dari anggotan TIES di Quebec, Kanada tahun 2002), Ekowisata adalah sustainable Tourism yang secara spesifik
memuat upaya–upaya :
a)
Kontribusi
aktif dalam konservasi alam dan budaya.
b)
Partisipasi
penduduk lokal dalam perencanaan, pembangunan dan operasional kegiatan wisata
serta menikmati kesejahteraan.
c)
Transfer
pengetahuan tentang warisan budaya dan alam kepada pengunjung.
d)
Bentuk wisata
independen atau kelompok wisata berukuran kecil.
Adanya unsur plus - plus di
atas yaitu kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap kelestarian
lingkungan dan peningkatan kesejahtraan masyarakat setempat ditimbulkan oleh :
a)
Kekuatiran
akan makin rusaknya lingkungan oleh pembangunan yang bersifat eksploatatif
terhadap sumber daya alam.
b)
Asumsi
bahwa pariwisata membutuhkan lingkungan yang baik dan sehat.
c)
Kelestarian
lingkungan tidak mungkin dijaga tanpa partisipasi aktif masyarakat setempat.
d)
Partisipasi
masyarakat lokal akan timbul jika mereka dapat memperoleh manfaat ekonomi (economical benefit) dari lingkungan
yang lestari.
e)
Kehadiran
wisatawan (khususnya ekowisatawan) ke tempat - tempat yang masih alami itu
memberikan peluang bagi penduduk setempat untuk mendapatkan penghasilan
alternatif dengan menjadi pemandu wisata, porter, membuka homestay, pondok ekowisata (eco
lodge), warung dan usaha - usaha lain yang berkaitan dengan ekowisata, agar
dapat meningkatkan kesejahtraan mereka atau meningkatkan kualitas hidup
penduduk lokal, baik secara materiil, spirituil, kulturil maupun intelektual.
Pengertian tentang ekowisata mengalami perkembangan
dari waktu ke waktu. Namun, pada hakekatnva, pengertian ekowisata adalah suatu
bentuk wisata yang bertanggungjawab terhadap kelestarian area yang masih alami
(natural area), memberi manfaat
secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budava bagi masyarakat setempat.
Atas dasar pengertian ini, bentuk ekowisata pada dasarnya merupakan bentuk gerakan
konservasi yang dilakukan oleh penduduk dunia. Eco - traveler ini pada hakekatnya konservasionis. (Fandeli : 2007)
Peraturan
Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata
di Daerah memberikan definisi ekowisata yaitu kegiatan wisata alam di daerah
yang bertanggungjawab dengan memperhatikan unsur pendidikan,pemahaman, dan
dukungan terhadap usaha-usaha konservasi sumber daya alam serta peningkatan
pendapatan masyarakat lokal.
Hubungannya dengan budaya–budaya yang
berbeda memiliki sistem–sistem nilai yang berbeda dan karenya itu menentukan
tujuan hidup yang berbeda, juga menentukan cara berkomunikasi kita yang sangat dipengaruhi
oleh bahasa, aturan, dan norma yang ada pada masing–masing budaya. Jadi
sebenarnya dalam setiap kegiatan komunikasi kita dengan orang lain mengandung
potensi komunikasi lintas budaya, antar budaya karena kita selalu berada pada
dan berhubungan dengan “budaya” yang relatif berbeda dengan budaya orang lain.
Perbedaan itu, termasuk dengan teman yang berasal dari suatu negara tapi
berbeda daerah dan suku seberapapun kecilnya perbedaan itu pasti ada.
(Kusherdyana : 2011)
b.
Pendekatan
Pengelolaan Ekowisata
Ekowisata merupakan bentuk wisata yang dikelola dengan
pendekatan konservasi. Apabila ekowisata pengelolaan alam dan budaya masyarakat
yang menjamin kelestarian dan kesejahteraan, sementara konservasi merupakan
upaya menjaga kelangsungan pemanfaatan sumberdaya alam untuk waktu kini dan
masa mendatang. Hal ini sesuai dengan definisi yang dibuat oleh The International Union for Conservntion of
Nature and Natural Resources (1980), bahwa konservasi adalah usaha manusia
untuk memanfaatkan biosphere dengan berusaha memberikan hasil yang besar dan
lestari untuk generasi kini dan mendatang.
Sementara itu destinasi yang diminati wisatawan ecotour adalah daerah alami. Kawasan konservasi
sebagai obyek daya tarik wisata dapat berupa Taman Nasional, Taman Hutan Raya,
Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman Wisata dan Taman Buru. Tetapi kawasan hutan
yang lain seperti hutan lindung dan hutan produksi bila memiliki obyek alam sebagai
daya tarik ekowisata dapat dipergunakan pula untuk pengembangan ekowisata. Area
alami suatu ekosistem sungai, danau, rawa, gambut, di daerah hulu atau muara sungai
dapat pula dipergunakan untuk ekowisata. Pendekatan yang harus dilaksanakan adalah
tetap menjaga area tersebut tetap lestari sebagai areal alam.
c. Konsep Pengembangan Ekowisata
Meningkatkan
kesadaran masyarakat mengenai lingkungan telah memberikan implikasi munculnya
berbagai tuntutan di semua sektor pembangunan. Tuntutan - tuntutan tersebut
telah dan akan mendorong tumbuhnya usaha-usaha baru, cara cara pendekatan baru
dalam berbagai kegiatan baik bisnis pariwisata secara langsung yang dilakukan
dunia usaha pariwisata dan usaha-usaha masyarakat dalam upaya meningkatkan
taraf kesejahteraan mereka. Kondisi tersebut makin meyakinkan bahwa lingkungan
bukan lagi beban, tetapi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan usaha-usaha
ekonomi. Dalam maksud lain, lingkungan mempunyai peran penting dalam usaha
mendorong semua lapisan masyarakat untuk memanfaatkannya sebagai peluang
bisnis, sehingga diharapkan dapat mendorong semua pihak untuk dapat
menyelesaikan masalah-masalah dan mampu mendorong keikutsertaan semua unsur dalam
menanggulangi masalah lingkungan secara bersama-sama.
Menghormati
hak asasi manusia dalam hal bebas melakukan perjalanan wisata adalah salah satu
makna yang tercantum dalam Declaration Of Human Right. Manusia bebas
melakukan perjalanan kemana saja di muka bumi ini. Manusia berhak menikmati apa
saja yang mereka butuhkan, termasuk menikmati pengembangan ekowisata, tidak
hanya mengejar kebutuhan material semata akan tetapi memiliki landasan pijak
yang kokoh dalam menata, memanfaatkan dan mengembangkan ekowisata pada
prinsip-prinsip pembangunan ekowisata yang berkelanjutan menjadi bagian penting
dari pembangunan kepariwisataan berkelanjutan sebagai konsep dan pendekatan
yang telah diakui secara nasional maupun internasional. (Sastrayuda : 2010)
Untuk mengembangkan ekowisata dilaksanakan dengan cara
pengembangan pariwisata pada umumnya. Ada dua aspek yang perlu dipikirkan.
Pertama, aspek destinasi, kemudian kedua adalah aspek market. Untuk
pengembangan ekowisata dilaksanakan dengan konsep product driven. Meskipun
aspek market perlu dipertimbangkan namun macam, sifat dan perilaku obyek dan
daya tarik wisata alam dan budaya diusahakan untuk menjaga kelestarian dan
keberadaannya.
d.
Komponen Pendukung
Pariwisata.
Wisatawan yang melakukan perjalanan wisata memerlukan
berbagai kebutuhan dan pelayanan mulai dari keberangkatan sampai kembali lagi
ke tempat tinggalnya. Aktivitas pariwisata sangat terkait dengan kehidupan kita
sehari-hari. Sama seperti yang kita lakukan setiap hari, wisatawan juga butuh makan
dan minum, tempat menginap, serta alat transportasi yang membawanya pergi dari
suatu tempat ke tempat lainnya, untuk memenuhi kebutuhan dan pelayanan tersebut,
pariwisata harus didukung oleh berbagai komponen yaitu:
1) Obyek dan daya tarik wisata.
Ada banyak alasan mengapa orang berwisata ke suatu
daerah. Beberapa yang paling umum yaitu untuk melihat keseharian penduduk
setempat, menikmati keindahan alam, menyaksikan budaya yang unik, atau mempelajari
sejarah daerah tersebut. Intinya, wisatawan datang untuk menikmati hal-hal yang
tidak dapat mereka temukan dalam kehidupan mereka seharihari. Alam, budaya serta
sejarah tersebut merupakan bagian dari obyek dan daya tarik wisata.
2) Transportasi dan infrastruktur.
Wisatawan memerlukan alat transportasi baik itu
transportasi udara, laut dan darat untuk mencapai daerah wisata yang menjadi
tujuannya. Tersedianya alat trasportasi merupakan salah satu kunci sukses
kelancaran aktivitas pariwisata.
Komponen pendukung lainnya yaitu infrastruktur yang
secara tidak langsung mendukung kelancaran kegiatan pariwisata misalnya air,
jalan, listrik, pelabuhan, bandara, pengolahan limbah dan sampah, namun,
meskipun tidak semua daerah tujuan wisata memiliki komponen pendukung yang
baik, suatu daerah tetap bisa menarik wisatawan untuk berkunjung karena ada
hal-hal unik yang hanya bisa ditemui atau dilihat di tempat tersebut.
3) Akomodasi (tempat meniginap).
Akomodasi ialah tempat dimana wisatawan bermalam untuk
sementara di suatu daerah wisata. Sarana akomodasi umumnya dilengkapi dengan sarana
untuk makan dan minum. Sarana akomodasi yang membuat wisatawan betah ialah akomodasi
yang bersih, dengan pelayanan yang baik (ramah, tepat waktu), harga yang pantas
sesuai dengan kenyamanan yang diberikan serta lokasi yang relatif mudah
dijangkau. Jenis-jenis akomodasi berdasarkan bentuk bangunan, fasilitas, dan pelayanan
yang disediakan,yaitu sebagai berikut :
a) Hotel. Hotel merupakan sarana
akomodasi (menginap) yang menyediakan berbagai fasilitas dan pelayanan bagi
tamunya seperti pelayanan makanan dan minuman, layanan kamar, penitipan dan
pengangkatan barang. Klasifikasi hotel dapat dilihat dari lokasi, jumlah kamar,
ukuran, serta kegiatan yang dapat dilakukan tamu di hotel selama menginap. Semakin
banyak bintangnya akan semakin banyak pula persyaratan, layanan dan fasilitas dengan
tuntutan kualitas yang semakin tinggi.
b)
Guest house. Guest house, ialah jenis akomodasi yang
bangunannya seperti tempat tinggal. Umumnya guest house hanya memiliki
fasilitas dasar yaitu kamar dan sarapan tanpa fasilitas tambahan lainnya.
c)
Homestay. Berbeda dengan Guest House,
Homestay, jenis akomodasi yang populer di wilayah perkotaan maupun
pedesaan di Indonesia, menggunakan rumah tinggal pribadi sebagai tempat
wisatawan menginap. Umumnya homestay memberikan pelayanan kamar beserta
makanan dan minuman. Salah satu kelebihan dari homestay yaitu wisatawan
bisa mendapatkan kesempatan untuk mengenal keluarga pemilik.
d)
Losmen. Losmen merupakan jenis akomodasi yang
menggunakan sebagian atau keseluruhan bangunan sebagai tempat menginap. Losmen
memiliki fasilitas dan pelayanan yang jauh lebih sederhana dibandingkan hotel.
Losmen tidak dirancang menyerupai tempat tinggal seperti guest house.
e)
Perkemahan.
Tidak seperti jenis akomodasi lainnya, perkemahan merupakan sarana menginap
yang memanfaatkan ruang terbuka dengan menggunakan tenda.
f) Vila. Merupakan kediaman pribadi yang
disewakan untuk menginap. Bedanya dengan homestay yaitu tamu akan
menyewa rumah secara keseluruhan dan pemilik rumah tidak berada pada rumah yang
disewa tersebut. Sedangkan pada homestay, tamu hanya menyewa kamar dan
berbaur bersama pemilik rumah.
4) Usaha
makanan dan minuman.
Usaha makanan dan minuman di daerah tujuan wisata
merupakan salah satu komponen pendukung penting. Usaha ini termasuk di antaranya
restoran, warung atau cafe. Wisatawan akan kesulitan apabila tidak menemui
fasilitas ini pada daerah yang mereka kunjungi. Sarana akomodasi umumnya menyediakan
fasilitas tambahan dengan menyediakan makanan dan minuman untuk kemudahan para tamunya.
Selain sebagai bagian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, makanan adalah
nilai tambah yang dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Banyak
wisatawan tertarik untuk mencoba makanan lokal, bahkan ada yang datang ke daerah
wisata hanya untuk mencicipi makanan khas tempat tersebut sehingga kesempatan
untuk memperkenalkan makanan lokal terbuka lebar. Bagi wisatawan, mencicipi
makanan lokal merupakan pengalaman menarik. Hal-hal penting yang harus diperhatikan
dalam mengelola usaha makanan dan minuman yaitu variasi hidangan yang
disajikan, cara penyajian yang menarik, kebersihan makanan dan minuman yang disajikan,
kualitas pelayanan serta lokasi usaha tersebut. Penyedia jasa harus
memperhatikan apakah lokasi usahanya menjadi satu dengan sarana akomodasi, atau
dekat dengan obyek wisata sehingga mudah dikunjungi.
5) Jasa pendukung lainnya.
Jasa pendukung adalah hal-hal yang mendukung
kelancaran berwisata misalnya biro perjalanan yang mengatur perjalanan wisatawan,
penjualan cendera mata, informasi, jasa pemandu, kantor pos, bank, sarana penukaran
uang, internet, wartel, tempat penjualan pulsa, salon, dan lain-lain. Wisatawan
bisa memperoleh informasi di pusat informasi wisata, baik berupa penjelasan langsung
maupun bahan cetak seperti brosur, buku, leaflet,
poster,
peta dan lain sebagainya.
Jasa pendukung lainnya yang sangat penting adalah jasa
pemandu. Pemandu harus memahami informasi mengenai daerah tempat ia bekerja. Pengetahuan
tentang pelayanan dan keramah-tamahan juga sangat diperlukan. Pemandu tidak
hanya sekedar memberikan informasi, tapi juga harus dapat meningkatkan
kesadaran wisatawan untuk menghormati alam dan budaya setempat. Jasa pendukung
tersebut sangat tergantung pada daerah atau tujuan wisata, semakin terpencil, maka
jasa pendukung akan semakin minim, namun hal ini umumnya dapat dimaklumi karena
wisatawan yang memilih pergi ke tempat terpencil sudah mempersiapkan diri
dengan kondisi lapangan yang terbatas.
e. Sapta Pesona Ekowisata.
Ada dua hal penting untuk menjawab pertanyaan di atas.
Pertama, pelayanan yang baik. Bayangkan, bila wisatawan sudah datang jauh-jauh,
merencanakan perjalanannya sedemikian rupa, serta mengeluarkan uang yang tidak
sedikit, tapi ketika datang ke daerah kita ternyata mereka menemui supir yang
kasar, tidak sopan dan menipu penumpang, atau pedagang asongan yang memaksa
untuk membeli dagangan, atau akomodasi yang kotor serta warung makan dengan makanan
dan minuman yang kotor dan tidak enak. Tentu kita tidak ingin hal ini terjadi
di daerah kita.
Kedua, menjaga keindahan dan kelestarian alam, serta
budaya karena hal tersebut merupakan aset pariwisata kita, dengan cara apa kita
dapat mewujudkan hal tersebut. Minimal enam dari tujuh unsur tersebut penting kita terapkan untuk memberikan pelayanan yang baik serta menjaga keindahan dan kelestarian alam dan budaya di daerah kita, yaitu aman, tertib, bersih, indah,
ramah dan, kenangan.
1)
Aman. Wisatawan akan selalu datang ke tempat yang menurut mereka aman, yang
berarti bebas dari perang, ancaman manusia (seperti kejahatan), serta bebas dari
rasa takut. Untuk itu kita perlu menciptakan lingkungan dan rasa aman di daerah
kita. Keadaan ini dapat tercermin dari keadaan seperti aman dari pedagang-pedagang
eceran/ kaki lima yang memaksa wisatawan untuk membeli, aman dari pencopetan, pencurian dan
lain sebagainya.
2) Bersih.
Bersih dalam segala
hal, bersih diri, lingkungan, bebas sampah dan polusi lainnya. Tempat sampah
harus disediakan diberbagai tempat untuk memudahkan pengunjung menjaga
kebersihan.
3) Indah. Indah tidak berarti harus mewah. Meskipun
sederhana, lokasi yang nyaman, rapi dan bersih dapat menciptakan keindahan
tersendiri, karena itu, jagalah keindahan lingkungan sekitar kita.
4) Ramah. Keramahan adalah salah satu kunci
sukses pariwisata. Senyum ramah yang tulus dan tidak dibuat-buat saat menyambut
wisatawan yaitu salah satu hal yang membuat mereka betah di tempat kita. Keramah-tamahan
rakyat Indonesia sudah sangat terkenal oleh para wisatawan mancanegara.
5) Kenangan.
Apa yang dinikmati
oleh wisatawan selama di tempat yang dikunjunginya tidak bisa dibawa pulang, kecuali
cenderamata dan kenangan indah. (Kahiking : 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Iwan Nugroho, Ekowisata dan
Pembangunan Berkelanjutan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2011.
Sukawati Zalukhu, Buku Panduan Dasar
Pelaksanaan Ekowisata Kabupaten Nias Selatan.
Dinas Pariwisata, Kabupaten Nias Selatan, Nomor UHJAK/2009/PI/9.
Undang-undang No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
http:// www. ekowisata.info/definisi _ ekowisata. html diakses pada 25 okt 2011.
Chafid Fandeli, Pengertian dan Konsep
Dasar Ekowisata, Fakultas Kehutanan
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2007.
Permendagri No. 33 Tahun 2009 Tentang
Pedoman Pengembangan Ekowisata di Daerah.
Kusherdyana, Pemahaman Lintas Budaya,
Alfabeta, Bandung, 2011.
Gumelar S. Sastrayuda, Concept Resort
And Leisure, Strategi Pengembangan dan Pengelolaan Resort And Leisure, Hand
Out Mata Kuliah, 2010.
Frank Tyson Kahiking, Kewenangan
Pemerintah Daerah dan Peran Serta Masyarakat Di Bidang Ekowisata Dalam
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten SITARO, Tesis, Program
Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi, Manado, 2013.
Luar biasa, nambah pengetahuan kami
BalasHapushttp://www.sinasinu.com
http://www.ropeaccessindonesia.com
http://www.outbounddibatu.com
http://www.outboundmalangan.com
http://www.kasembonraftinge.com
http://www.homestay-bromo.blogspot.com
Learning is never ending adventure
BalasHapusoutbound malang
jasa pembersih kaca
outbound di batu
jasa outbound malang
rafting di malang
homestay bromo
BalasHapusSegera daftarkan diri anda dan bermainlah di Agen Poker, Domino, Ceme dan Blackjack Nomor Satu di Indonesia SALAMPOKER(COM)
Jadilah jutawan hanya dengan modal 10.000 rupiah sekarang juga !